ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY
..... USIA…..
DENGAN TRAUMA FLEKSUS BRACHIALIS
DI RS FARMA MEDIKA
OLEH : TIYA RESTU KHADIJAH
DI RS FARMA MEDIKA
OLEH : TIYA RESTU KHADIJAH
·
Pengkajian
Tanggal / jam
pengkajian : …..
Tanggal / jam masuk ruang bayi : …..
A. Biodata
Tanggal / jam masuk ruang bayi : …..
A. Biodata
1. Bayi
Nama : Bayi Ny…..
Umur : Trauma fleksus bracialis terjadi setelah bayi dilahirkan.
Nama : Bayi Ny…..
Umur : Trauma fleksus bracialis terjadi setelah bayi dilahirkan.
Jenis kelamin
: Tidak ada perbedaan antara Laki-laki maupun perempuan
Tanggal lahir : ….
Anak ke : …..
Status anak : …..
No register : ……
Tanggal lahir : ….
Anak ke : …..
Status anak : …..
No register : ……
2. Orang tua
Nama ibu : ….. Nama ayah : .....
Umur : ….. Umur : .....
Agama : ….. Agama : …..
Pendidikan: ….. Pendidikan : …..
Pekerjaan: ….. Pekerjaan : …..
Alamat : ……
Nama ibu : ….. Nama ayah : .....
Umur : ….. Umur : .....
Agama : ….. Agama : …..
Pendidikan: ….. Pendidikan : …..
Pekerjaan: ….. Pekerjaan : …..
Alamat : ……
- Faktor ibu :
- Ibu sefalo pelvic
disease (panggul ibu yang sempit)
- Umur ibu yang sudah
tua
B.
Anamnesa Khusus
1. Keluhan utama
- Ibu mengatakan bayi sering menangis dan rewel
- Ibu mengatakan tangan kanan bayinya tidak bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
- ibu mengatakan telapak tangan kanan bayinya terbalik kearah belakang
- ibu mengatakan tangan kanan bayinya tidak bisa menggengam dan kedua telapak tangan terkulai lemah
- Ibu mengatakan tangan kanan bayinya seperti tangan orang lumpuh
2. Riwayat keluhan utama
Tanda
Dan Gejala Bayi Dengan Trauma Fleksus Brakhialis :
• gangguan motorik
pada lengan atas
• paralisis atau kelumpuhan pada lengan atas
dan lengan bawah
• lengan atas dalam keadaan ekstensi dan abduksi
• jika anak diangkat maka lengan akan lemas
dan tergantung
• reflex moro negative
• tangan tidak bisa menggenggam
• reflex meraih dengan tangan tidak ada
3. Riwayat
antenatal
selama
hamil apakah pernah menderita penyakit kronis ataupun menular, berapakah porsi
makan tiap hari dan berapa kali melakukan kunjungan kehamilan, gerakan
janin bagaimana, apakah aktif atau tidak, serta berapa kali mendapat imunisasi TT dan kapan waktu pemberiannya, mendapat
tablet tambah darah dan vitamin atau tidak.
4. Riwayat
natal
Berapa minggu usia kehamilan ketika melahirkan dengan ditolong oleh siapa
ketika bersalin, lahir spontan atau dengan tindakan, berapa lama waktu
persalinannya, keadaan ketubannya bagaimana, apakah ada tanda gawat janin
sebelumnya atau tidak.
Trauma Fleksus Brachialis dapat terjadi karena :
·
Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis.
·
Trauma pleksus brakialis sering terjadi pada
penarikan lateral yang dipaksakan pada kepala dan leher, selama persalinan bahu
pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala
pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.
·
Cedera fleksus brachialis sering terjadi dan ditemukan
biasanya terjadi setelah suatu persalinan yang sulit, namun kadangkala sesudah
persalinan yang tampaknya mudah, bayi baru lahir dengan mengalami kelumpuhan.
·
Cedera fleksus brachialis dapat terjadi saat
prenatal atau selama proses kelahiran saat traksi digunakan di leher. Cedera
tersebut dapat terjadi pada kelahiran presentasi bokong yang di perberat dengan
distosia bahu.
4.
Riwayat neonatal
·
Nilai
APGAR akan membantu dalam, menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru
lahir yang terjadi serta langkah segera yang akan diambil. Hal
yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi jantung reaksi
terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi.
Pada
bayi dengan trauma fleksus brachialis menangis kuat, kulit kemerahan pergerakan
kaki aktif tetapi pergerakan salah satu lengan tidak ada
·
BB waktu Lahir : normalnya 2500-4000 gram.
Yang paling sering terjadi, pada kasus dengan
persentasi kepala, janin yang menderita trauma ini memiliki ukuran khas
abnormal yang besar, yaitu dengan berat 4000 gram atau lebih.
·
Panjang badan diukur dari
puncak kepala sampai tumit pada bayi cukup
bulan normalnya 48-53 cm. terkadang agak sulit dilakukan padabayi cukup karena
adanya molase, ekstensi lutut tidak sempurna. Bila panjang badan kurang dari 45
cm atau lebih dari 55 cm perlu dicermati adanya penyimpangan kromosom.
·
Lingkar kepala diukur dangan
meteran, mulai dari bagian depan kepala (diatas alis atau area frontal) dan.
area occipital disebut
oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar. Lingkar kepala normalnya
31-35,5 cm pada bayi cukup bulan.
Ø Ukuran
muka belakang
o
Diameter sub occipito
bregmatika 9,5 cm
o
Diameter sub occipito frontalis
11 cm
o
Diameter fronto occipitalis 12
cm
o
Diameter mento occipitalis 13,5
cm
o
Diameter sub mento bregmatika
9,5 cm
Ø Ukuran
melintang
o
Diameter biparietalis 9 cm
o
Diameter bitemporalis 8 cm
Ø Ukuran
lingkaran
o
Circumferensia suboccipito
bregmatika 32 cm
o
Circumferensia fronto
occipitalis 34 cm
o
Circumferensia mento
occipitalis 35 cm
·
Lingkar dada pada bayi cukup
bulan normalnya 30,5-33 cm. sekitar 2cm lebih kecil dari lingkar kepala.
Pengukuran dilakukan tepat pada garis
bawah dada. Bila panjang badan kurang dari 30 cm perlu dicurigai adanya premature.
5.
Kebutuhan Bayi Baru Lahir
a.
Pemberian
nutrisi
Ø
Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu. Frekuensi menyusui
setiap 2-3 jam, atau sewaktu-waktu saat bayi menangis, dan berhati-hati, karena
adanya luka pada lengan bayi.
Ø
bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat
perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium. (hal ini akan terhambat karena adanya
luka)
Ø
Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
b.
Mempertahankan
kehangatan tubuh bayi
Ø
Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC
Ø
Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
Ø
Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol
berisi air panas)
Ø hindari memandikan min.
6 jam/min suhu 36,5 C
Ø bungkus bayi dengan kain yg
kering & hangat, kepala bayi harus tertutup
Ø hindarkan tangan bayi agar
tidak tertindih badan bayi.
c.
Mencegah infeksi
Ø
Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB
Ø Jaga tali pusat bayi dalam
keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat
kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul
perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
Ø Ibu menjaga kebersihan bayi
dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
Ø Muka,
pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap
hari.
d.
Aktifitas
Menangis pada bayi berarti berkomunikasi dan bisa
menunjukkan rasa lapar, nyeri, keinginan untuk diperhatikan, atau rasa tidak
puas. Tangisan karena lapar biasanya keras dan lama tidak berhenti sampai
diberi makan, tangisan karena nyeri memiliki nada yang lebih tinggi dan
melengking, menangis karena merasa tidak puas bernada lebih rendah dan memiliki
intensitas yang lebih rendah dan bervariasi. Bayi dengan fraktur brakhialis cenderung menangis dan rewel karena ketidaknyamanan kondisi tubuhnya.
Dan tidak dapat bergerak aktif seperti bayi normal yang sehat.
e.
Ekstremitas atas
lengan lengan bawah, atas dan tangan, menyebabkan
mati rasa, kesemutan, nyeri, kelemahan, gerakan terbatas, atau bahkan
kelumpuhan. kelemahan otot-otot fleksor pada sendi siku (m.biceps dan
m.brachialis) yang menyebabkan ekstremitas dalam posisi adduksi, rotasi ke arah
medial dengan ekstensi pada sendi siku.
f.
Eliminasi
Baik
urine dan mekonium keluar 24 jam pertama, mekonium bewarna hitam kecoklatan.
Untuk
bayi normal frekuensi berkemih 6-8 kali perhari dan BAB 3 kali
perhari.
g.
Bounding attachment
Ikatan
antara ibu dan bayi dalam bentuk kasih sayang
dan belaian. Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih
saying antara ibu dengan bayi yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan
psikologis dan fisiologis. Interaksi yang menyenangkan misalnya sentuhan pada
anggota tubuh bayi, tatapan mata antara ibu dan bayi. (Suherni, perawatan masa
nifas, 64:2009)
h.
Pemberian
vitamin K
·
untuk
mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit. K
·
Bayi
cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
·
Bayi
berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM
i.
Memberi Obat Tetes atau Salep
Mata
setiap bayi barulahir perlu diberi salep mata
sesudah lima jam.
bayi lahir. Pemberian obat mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
j.
Pemberian
imunisasi
Jenis
imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan usia dan keadaan bayi. Imunisasi
yang diberikan pada bayi usia 0-7 hari adalah imunisasi Hepatitis B, manfaat
imunisasi ini adalah Mencegah penyakit hepatitis B yang menyerang hati (liver); berakhir
menjadi sirosis (hati menciut) dan kanker hati, diberikan ketika Segera setelah
lahir, diupayakan dalam 12 jam pertama. Diberikan minimal 3 kali dalam rentang
waktu 6 bulan, Disuntikkan di paha. Catatan: Diberikan tanpa memandang status
ibu (pernah terinfeksi atau belum), Tak ada obat spesifik untuk menangani
penyakit ini.
C.
Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan
umum
Kesadaran :
mengalami penurunan atau tidak
Dinilai tangisannya, tonus otot, dan gerakan dari bayi,
aktif atau tidak
TTV:
§
Suhu : 36,5ºc-37ºc
§
Nadi : pada menit menit pertama ± 180 x/menit lalu menurun 120 – 140 x/menit
§
Pernapasan :
pada menit menit pertama ± 140 x/menit dan sampai
pada 40-60 x/menit.
2.
Pemeriksaan
fisik secara sistematis
·
Kepala
Lakukan
inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase, Caput succadenum dan chepal
hematoma, perdarahan ataukelainan lainnya.
·
Muka
Lihat kesimetrisannya, warna kemerahan atau kebiruan,
adanya ptikie atau tidak.
·
Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal dan
apakah bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada
pupil bayi. Jika disinari, keduamata mengecil berarti dalam keadaan normal.
Selanjutnya lihat sclera dan konjungtivanya.
·
Mulut
Lihat warna mulut, ada tanda hidrasi atau tidak, apakah
ada kelainan bawaan atau tidak.
·
Hidung
Pertama
yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar tanpa hambatan,
kebersihan hidung, apakah ada pengeluaran atau tidak.
·
Telinga
Lihat
kebersihan telinga, apakah ada kaluaran atau tidak, keadaan tulang rawan dan
daun telinga, kesesuaian posisi mata dan telinga
·
Kulit
Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah
verniks, warna,pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan kemerahan seperti
tanda lahir.
·
Leher/ Tenggorokan
Periksa leher apakah ada pembengkakan dan
benjolan.Pastikan untuk melihat apakah kelenjar thyroid bengkak, hal ini
merupakan suatu masalah pada BBL.
·
Dada
Yang diperiksa adalah bentuk dari dada,
simetris atau tidak, puting, bunyi napas dan bunyi jantung.
·
Perut GIT
Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk
dari perut bayi, lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat ketika
bayimenangis, perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek pada saat bayi
tidak menangis dan benjolan yang terlihatpada perut bayi.
·
Punggung
Simetris
atau tidak, apakah ada benjolan abnormal atau tidak, apakah ada pembengkakan
ataupun cekungan.
·
Genetalia
Pada
bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnyadua testis dalam skrotum
kemudian apakah pada ujungpenis terdapat lubang. Pada bayi perempuan yang
harusdiperiksa adalah normalnya labia mayora dan minora, pada vagina terdapat
lubang, pada uretra terdapat lubang danterdapat klitoris
·
Ekstremitas atas dan bawah
Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi
apakah aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari
Pada
bayi dengan fraktur brakhialis :
1)
Gangguan
motorik lengan atas
2)
Lengan
atas dalam kedudukan ekstansi dan abduksi
3)
Jika
anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung
4)
Refleks
moro negatif
5)
Hiperekstensi
dan fleksi pada jari-jari
6)
Refleks
meraih dengan tangan tidak ada
7)
Paralisis dari lengan atas dan lengan bawah
Luka pada pleksus brakialis mempengaruhi saraf
memasok bahu Lengan bawah, atas dan tangan, menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri,
kelemahan, gerakan terbatas, atau bahkan kelumpuhan kelemahan otot-otot fleksor pada sendi siku
(m.biceps dan m.brachialis) yang menyebabkan ekstremitas dalam posisi adduksi,
rotasi ke arah medial dengan ekstensi pada sendi siku.
Yang
perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris kaki, panjang kedua kaki
dan jumlah jari pada kaki.
·
Anus
Yang perlu diperiksa adalah keadaan anus, apakah anus
berlubang atau tidak, apakah ada kelainan lain pada anus atau tidak.
3. Pemeriksaan
Reflek
a.
Refleks melangkah
Bila
tubuh bayi dipegang pada bagian bawah ketiaknya dalam posisi tegak (pastikan
kepalanya tertopang dengan baik!), lalu kakinya menyentuh bidang yang datar,
secara otomatis si kecil akan meluruskan tungkainya seolah-olah hendak berdiri.
Begitu tubuhnya dimiringkan ke depan, kakinya akan bergerak seakan-akan ingin
melangkah.
b.
Refleks mencari puting
(rooting)
Begitu
sudut bibir dan pipi bayi disentuh dengan tangan Anda, si kecil akan langsung
memiringkan kepalanya ke arah datangnya sentuhan dengan mulut yang membuka.
Catatan:
Bila pipinya bersentuhan dengan payudara Anda, ia akan langsung memiringkan
kepalanya dan mengarahkan mulutnya untuk mendapat ASI.
c.
Refleks menghisap
Bila
bibirnya disentuh dengan ujung jari Anda, secara otomatis bayi akan membuka
mulutnya dan mulai menghisap.
Catatan:
Ketika puting susu masuk ke dalam mulutnya, ia akan langsung menghisap ASI.
Pada bayi dengan oral trush akan kesulitan untuk menghisap karena ada lesi pada
rongga mulutnya.
d.
Reflek menelan
Dengan
adanya air susu yang ada dimulutnya otomatis bayi akan dengan cepat menelan air
susu yang ada dalam mulutnya.
pada bayi dengan oral trush reflek ini tidak terlalu tampak karena gangguan kenyamanan pada mulutnya sehingga bayi tidak mau / malas untuk minum.
pada bayi dengan oral trush reflek ini tidak terlalu tampak karena gangguan kenyamanan pada mulutnya sehingga bayi tidak mau / malas untuk minum.
e.
Refleks menggenggam (babinski)
Kalau jari Anda diletakkan di tengah telapak
tangan atau di bawah jari kakinya, secara otomatis ia akan menekuk dan
mengerutkan jari-jarinya seolah-olah ingin menggenggam atau menjepit dengan
erat.
(pada
bayi dengan paralisis klumpke Disini terdapat kelemahan otot-otot freksor
pergelangan tangan, sehingga bayi kehilangan refkes mengepal).
f.
Refleks morro
Bila
Anda memukul keras-keras atau menarik alas tidurnya serta mengangkat dan
menurunkan tubuhnya secara mendadak, maka kedua tangan serta kakinya akan
merentang dan menutup lagi. Bersamaan dengan itu, jemarinya pun menggenggam.
Pada bayi dengan trauma fleksus bracialis Reflek morro negative.
g.
Refleks leher asimetrik tonik/Tonic
neck
Refleks
ini memang agak sulit terlihat. Meski
begitu, bisa Anda amati. Caranya : Baringkan si kecil, lalu miringkan kepalanya
ke kiri misalnya. Nah, tangan kiri bayi Anda akan segera merentang lurus ke
luar, sedangkan tangan kanannya akan menekuk ke arah kepalanya.
Catatan: Refleks ini paling jelas terlihat saat si
kecil berusia 2 bulan, namun akan menghilang saat usianya 5 bulan. Pada bayi
dengan trauma fleksus brachialis reflek tonic neck negative.
4. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
radiografi
1. Foto vetebra vertical untuk
mengetahui apakah ada fraktur pada vertebra vertical
2.
Foto bahu untuk mengetahui apakah ada fraktur scapula, klavekula dan hemerus
·
EMG – NVC
1. Pemeriksaan NCV untuk
mengetahui system motorik dan sensorik, kecepatan hantar saraf serta latensi
distal. SNAPs (sensory nerve action potentials) berguna untuk membedakan lesi
preganglionic atau lesi postganglionic. Pada lesi postganglionic, SNAPs tidak
didapatkan tetapi positif pada lesi preganglionic.
2. Pemeriksaan EMG dengan
jarum pada otot dapat tampak fibrilasi, positive sharp wave (pada lesi
axonal), amplitudo dan durasi. SSEP (Somatosensory evoked potensials). Berguna
untuk membedakan lesi proksimal misalnya pada root avulsion
·
MRI dan CT SCAN
Untuk melihat detail struktur anatomi dan
jaringan lunak saraf perifer.
II.
DIAGNOSA
Bayi Ny….. usia….. dengan
trauma fleksus brachialis
Masalah : -
Kebutuhan : -
Data subyektif :
·
Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal ….. di ….. Penolong
persalinan …. . Berat lahir …. Panjang lahir …..
·
Ibu mengatakan bayi sering menangis dan rewel
·
Ibu mengatakan tangan kanan bayinya tidak bereaksi
terhadap rangsangan yang diberikan
·
ibu mengatakan telapak tangan kanan bayinya terbalik
kearah belakang
·
ibu mengatakan tangan kanan bayinya tidak bisa menggengam
dan kedua telapak tangan terkulai lemah
·
Ibu mengatakan tangan kanan bayinya seperti tangan orang
lumpuh
Data Obyektif :
·
Kesadaran : mengalami penurunan atau tidak
·
TTV:
- Suhu : dalam
batas normal 36,5-37,50C
- Nadi :
pada menit menit pertama ± 180 x/menit lalu
menurun 120 – 140 x/menit
- Pernapasan :
pada menit menit pertama ± 140 x/menit dan sampai
pada 40-60 x/menit.
·
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas atas
Yang
dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif atau tidak kemudian
menghitung jumlah jari
Pada bayi dengan trauma fleksus brachialis :
1) Gangguan motorik lengan atas
2) Lengan atas dalam kedudukan ekstansi dan abduksi
3) Jika anak
diangkat maka lengan akan lemas tergantung
4) Refleks moro negatif
5) Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari
6) Refleks meraih dengan tangan tidak ada
7) Paralisis dari lengan
atas dan lengan bawah
Luka pada pleksus
brakialis mempengaruhi saraf memasok bahu Lengan bawah, atas dan tangan, menyebabkan
mati rasa, kesemutan, nyeri, kelemahan, gerakan terbatas, atau bahkan kelumpuhan kelemahan otot-otot fleksor
pada sendi siku (m.biceps dan m.brachialis) yang menyebabkan ekstremitas dalam
posisi adduksi, rotasi ke arah medial dengan ekstensi pada sendi siku.
- Pemeriksaan Reflek
a.
Refleks morro
Bila
Anda memukul keras-keras atau menarik alas tidurnya serta mengangkat dan
menurunkan tubuhnya secara mendadak, maka kedua tangan serta kakinya akan
merentang dan menutup lagi. Bersamaan dengan itu, jemarinya pun menggenggam.
Pada bayi dengan trauma fleksus bracialis Reflek morro negative.
b.
Refleks leher asimetrik tonik/Tonic
neck
Refleks
ini memang agak sulit terlihat. Meski
begitu, bisa Anda amati. Caranya : Baringkan si kecil, lalu miringkan kepalanya
ke kiri misalnya. Nah, tangan kiri bayi Anda akan segera merentang lurus ke
luar, sedangkan tangan kanannya akan menekuk ke arah kepalanya.
Catatan: Refleks ini paling jelas terlihat saat si
kecil berusia 2 bulan, namun akan menghilang saat usianya 5 bulan. Pada bayi
dengan trauma fleksus brachialis reflek tonic neck negative.
·
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
radiografi
1.
Foto vetebra vertical untuk mengetahui apakah ada fraktur pada vertebra
vertical
2.
Foto bahu untuk mengetahui apakah ada fraktur scapula, klavekula dan hemerus
·
EMG – NVC
3. Pemeriksaan NCV untuk
mengetahui system motorik dan sensorik, kecepatan hantar saraf serta latensi
distal. SNAPs (sensory nerve action potentials) berguna untuk membedakan lesi
preganglionic atau lesi postganglionic. Pada lesi postganglionic, SNAPs tidak
didapatkan tetapi positif pada lesi preganglionic.
4. Pemeriksaan EMG dengan
jarum pada otot dapat tampak fibrilasi, positive sharp wave (pada lesi
axonal), amplitudo dan durasi. SSEP (Somatosensory evoked potensials). Berguna
untuk membedakan lesi proksimal misalnya pada root avulsion
·
MRI dan CT SCAN
Untuk melihat detail struktur anatomi dan
jaringan lunak saraf perifer.
III. INTERVENSI
Tujuan Jangka Pendek
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama ± 1 jam diharapkan ibu mengerti dengan
kondisi anaknya saat ini mengalami trauma fleksus brakhialis, penjelasan tentang trauma
fleksus brakhialis serta penanganan
awal trauma fleksus brakhialis
sudah dilakukan dengan Kriteria hasil:
·
ibu dapat menjelaskan kembali
tentang kondisi bayinya saat ini dengan trauma fleksus brakhialis.
·
ibu
dapat menjelaskan kembali tentang penyebab, penanganan dan komplikasi dari trauma
fleksus brakhialis
·
informed consent tindakan yang dilakukan sudah
disetujui/di tandatangani oleh orang tua
Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 2 minggu diharapkan
kondisi bayi membaik, tumbuh kembang bayi dapat berjalan normal dengan kriteria
hasil :
·
Keadaan
umum baik
·
Kesadaran
komposmentis
·
TTV dalam batas normal :
- Suhu 36,5-37,5 ̊c
- Nadi 120-140 x/menit
- Pernapasan 40-60 x/menit
·
Ekstremitas
atas : Lengan bayi tidak mengalami keterbatasan gerak
·
Reflek
morro dan Reflek tonic neck positive
·
Tidak
Terjadi tanda-tanda bahaya atau komplikasi pada bayi dengan trauma fleksus
brachialis
Rencana Tindakan :
1)
Jelaskan
pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini
R/
Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan ibu
2)
Jelaskan
pada ibu tentang penyebab, penanganan dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan
dari bayi dengan fraktur
brakhialis.
R/ Informasi yangcadekuat dapat dapat
menambah pengetahuan ibu dan ibu lebih kooperatif
3)
Lakukan
kolaborasi dengan dokter untuk penanganan awal/pengobatan trauma fleksus
brachialis
R/
Diluar kewenangan bidan
4)
Lakukan
penanganan awal pada trauma fleksus brakhialis
R/ Mencegah terjadinya komplikasi
5)
Mengajarkan
ibu cara perawatan bayi dengan trauma fleksus brakhialis
R/ Memandirikan ibu
melakukan perawatan di rumah
III. IMPLEMENTASI
1.
Menjelaskan
pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini mengalami trauma pada fleksus
brachialix
2.
Menjelaskan
pada ibu tentang penyebab, penanganan, dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan
dari bayi dengan fraktur brakhialis.
Luka pada pleksus brakialis mempengaruhi saraf memasok
bahu, lengan lengan bawah, atas dan tangan, menyebabkan mati rasa, kesemutan,
nyeri, kelemahan, gerakan terbatas, atau bahkan kelumpuhan ekstremitas atas,
cedera pleksus brakialis terjadi selama kelahiran. Bahu bayi mungkin menjadi
dampak selama proses persalinan, menyebabkan saraf pleksus brakialis untuk
meregang atau robek.
Pada bayi dengan trauma fleksus brachialis terjadi :
1)
Gangguan
motorik lengan atas
2)
Lengan
atas dalam kedudukan ekstansi dan abduksi
3)
Jika
anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung
4)
Refleks
moro negatif
5)
Hiperekstensi
dan fleksi pada jari-jari
6)
Refleks
meraih dengan tangan tidak ada
7) Paralisis dari lengan
atas dan lengan bawah
80% pasien dengan kelahiran
dengan trauma pleksus brakialis sembuh secara spontan. Pembedahan dapat
membantu banyak sisanya.
Komplikasi yang di
timbulkan : Contracture bahu, siku, atau pergelangan tangan
3.
Lakukan
kolaborasi dengan dokter untuk penanganan awal/pengobatan trauma fleksus
brachialis
4.
Lakukan
penanganan awal pada trauma fleksus brakhialis
- Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontraktur, immobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi 90̊, siku fleksi 90̊ disertai supinasi lengan bawah dan pergelangan tangan dalam ekstensi, selain 12 jam sehari, disertai massege dan latihan gerak. Atau penaggulangannya dengan jalan meletakkan lengan atas dalam posis abduksi 90̊ dan putaran keluar. Siku berada dalam fleksi 90̊ disertai supinasi lengan bawah dengan ektensi pergelangan dan telapak tangan menghadap kedepan.
- Beri penguat atau bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya. Caranya : letakkan tangan bayi yang lumpuh disamping kepalanya yaitu dengan memasang perban pada pergelangan tangan bayi kemudian dipanitikan dengan bantal atau seprei disamping kepalanya
5.
Mengajarkan
ibu cara perawatan bayi dengan trauma fleksus brakhialis
Orang tua harus dianjurkan untuk
sebisa mungkin menghindari menyentuh ekstremitas yang tekena selama minggu
pertama karena adanya nyeri, jangan terlalu sering menggendong bayi, serta
tempatkan bayi pada posisi yang aman dan nyaman.
sehingga mereka dapat merencanakan ke depan. Jelaskan Kemungkinan
kontraktur, sehingga orang tua akan termotivasi untuk melanjutkan latihan
peregangan.
IV. VALUASI
S : ibu mengatakn :
-
Mengerti dengan kondisi anaknya saat ini yang mengalami trauma fleksus
brakhialis
- Mengerti tentang
penyebab, penanganan, dan komplikasi dari trauma fleksus brakhialis
- Mengerti cara perawatan bayi dengan trauma
fleksus brakhialis
O : - Memantau TTV bayi
- Melaksanakan
terapi yang telah diadviskan oleh dokter
A : Penanganan awal bayi
dengan fraktur brakhialis sudah dilakukan
P : - Lanjutkan pemantauan TTV
- Motivasi ibu untuk merealisasikan apa yang
telahelaskan oleh bidan
- Anjurkan
untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan
- Lakukan kolaborasi dengan
dokter apabila terdapat komplikasi berlanjut
Pemberi
Asuhan
(……………….)
CATATAN PERKEMBANGAN
Disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai dan hasil dari pemberian terapi
S : Ibu mengatakan hari ini jadwalnya untuk
kontrol bayinya sudah tidak rewel.
O: - Keadaan
umum baik
- TTV dalam batas normal
Suhu 36,5-37,5 ̊ c, Nadi 120-140 x/menit
Pernapasn
40-60 x/menit
- Ekstremitas
atas : tidak terdapat keterbatasan gerak
A : Bayi
dengan trauma fleksus brakhialis sudah tertangani
P : - Motivasi ibu untuk menyusui bayinya sesuai
kebutuhan
- Motivasi ibu untuk selalu menjaga personal hygiene
dirinya dan bayinya
- Motivasi ibu untuk memenuhi kebutuhan bayinya
Pemberi Asuhan
(…………….....…)
0 komentar:
Posting Komentar