Tugas Asuhan Balita
“ KPAP ”
DISUSUN OLEH :
Tiya Arisma (2010.1216)
AKADEMI KEBIDANAN
SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH
SEPANJANG
Jl. Raya Rame Pilang
No.04 Wonoayu-Sidoarjo
TAHUN AJARAN 2011-2012
KPAP (Kuesioner Perilaku Anak
Prasekolah)
1. Pengertian
KPAP adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang
digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelaian perilaku
anak prasekolah.
KPAP adalah sekumpulan
kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini
kelainan-kelainan perilaku anak prasekolah, sehingga dapat segera dilakukan
tindakan untuk mengantisipasinya. KPAP diberikan kepada anak usia prasekolah
atau 3-6 tahun. Dalam KPAP terdapat 30 perilaku yang ditanyakan kepada orang
tua atau pengasuh anak. Jika didapatkan hasil nilai lebih atau sama dengan
sebelas, maka anak perlu dirujuk.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari KPAP yaitu ;
Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan perilaku anak secara dini sehingga tindakan tepat dapat segera dilakukan.
Adapun tujuan dari KPAP yaitu ;
Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan perilaku anak secara dini sehingga tindakan tepat dapat segera dilakukan.
3. Prosedur KPAP
a. Cara menggunakan KPAP
a. Cara menggunakan KPAP
Dengan mengajukan 30
pertanyaan pada orang tua/pengasuh à oleh kader, orang tua dan guru.
b. Cara menilai KPAP
Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai data perilaku anak yaitu :
Ø Tidak terdapat (T) = 0
Ø Kadang – kadang terdapat (K) = 1
Ø Sering terdapat (S) = 2
Jumlah nilai jawaban dari data perilaku anak
Apabila jumlah nilai < 11 =" tidak"> 11 = anak perlu dirujuk
Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai data perilaku anak yaitu :
Ø Tidak terdapat (T) = 0
Ø Kadang – kadang terdapat (K) = 1
Ø Sering terdapat (S) = 2
Jumlah nilai jawaban dari data perilaku anak
Apabila jumlah nilai < 11 =" tidak"> 11 = anak perlu dirujuk
4. Interpretasi KPAP
a) Petunjuk
- Kuesioner ini berisi 30 perilaku anak yang ditanyakan kepada orang tua atau diisi sendiri oleh orang tua untukmendeteksi didni kelainan perilaku anak pra sekolah.(3-6)
- Orang tua dapat menjawab ;
o Tidak pernah (nilai 0 )
o Kadang-kadang (nilai 1)
o Sering (nilai 2 ) sesuai dengan perilaku anak sehari-hari.
- Jika jumlah seluruh nilai >11, maka anak perlu dirujuk sedangkan jika jumlah nilai
- Kuesioner ini berisi 30 perilaku anak yang ditanyakan kepada orang tua atau diisi sendiri oleh orang tua untukmendeteksi didni kelainan perilaku anak pra sekolah.(3-6)
- Orang tua dapat menjawab ;
o Tidak pernah (nilai 0 )
o Kadang-kadang (nilai 1)
o Sering (nilai 2 ) sesuai dengan perilaku anak sehari-hari.
- Jika jumlah seluruh nilai >11, maka anak perlu dirujuk sedangkan jika jumlah nilai
PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH
•
Beberapa aspek
perkembangan yang dialami pada masa prasekolah pada umunya merupakan lanjutan
dari perkembangan yang telah ada sejak bayi. Adapun aspek perkembangan sebagai
berikut:
•
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
•
Perkembangan gerak
motorik anak sendiri, sebagaimana dibedahkan Elizabeth B. Hurlock, seorang
psikolog perkembangan dan pemerhati masalah anak merupakan perkembangan
pergerakan jasmaniah melalui kegiatan saraf, urat, dan oto yang terkoordinasi.
Aspek atau gerak motorik kasar, merupakan gerak anggota badan secara kasar,
atau setidaknya dilakukan dengan gerakan-gerakan yang agak keras. Misalnya
berjalan, naik turun tangga, melempar, dan menangkap bola yang disodorkan
kepadanya.
•
Saat berusia 3 tahun,
anak menikmati gerakan sederhana, seperti loncat-loncatan, melompat, dan lari
kesana-kemari hanya demi kesenangan murni melakukan aktivitas tersebut.
Aktivitas berlari-melompat ini tidak akan mendapat medali, tetapi bagi anak
berusia 3 tahun, aktivitas tersebut merupakan sumber kebanggaan.
•
Saat berusia 4 tahun,
anak masih menikmati aktivitas yang sama, tetapi mereka menjadi lebih suka
berpetualang. Mereka memanjat dengan tangkas dan menunjukkan kemampuan atletis
mereka yang luar biasa. Meskipun mereka sudah lama mampu memanjat tangga dengan
satu kaki disetiap anak tangga, mereka baru mampu menuruni tangga dengan cara
yang sama.
•
Di usia 5 tahun, anak
semakin menyukai petualangan dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun.
Bukanlah hal yang luar biasa bagi anak umur 5 tahun yang percaya diri untuk
melakukan adegan yang menakutkan, mereka berlari cepat dan menyenangi balapan
satu sama lain dan dengan orang tua.
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
•
Adapun perkembangan
gerak motorik halus sendiri adalah meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh
yang melibatkan kelompok otot dan saraf yang lebih kecil. Keterampilan motorik
halus melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Kelompok otot dan saraf
inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus seperti merobek,
menggambar, dan menulis.
•
Pada usia 3 tahun,
anak telah memiliki kemampuan untuk mengambil objek terkecil diantara ibu jari
dan telunjuk untuk beberapa waktu. Di usia ini anak dapat membangun menara balok
yang tinggi, selain itu mereka mulai dapat bermain dengan gambar bongkar pasang
sederhana dan memasangkannya ditempat yang kososng dengan menekannya dengan
kuat.
•
Pada usia 4 tahun,
koordinasi motorik halus anak lebih tepat. Kadang anak berumur 4 tahun
bermasalah dalam membangun menara tinggi dengan balok karena, dengan keinginan
mereka untuk meletakkan setiap balok dengan sempurna, mereka membongkar lagi
balok yang sudah tersusun.
•
Saat berusia 5 tahun,
koordinasi motorik halus anak semakin meningkat. Tangan, lengan, dan jari semua
bergerak bersama dibawah perintah mata. Menara sederhana tidak lagi menarik
minat anak, yang sekarang ingin membangun sebuah rumah atau gereja, lengkap
dengan menaranya.
BAHASA
•
Bahasa adalah suatu
sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada
manusia bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis dan adanya
suatu sistem aturan. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh
masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan
mengkombinasikannya. (Santrock, 2007)
•
Bahasa ditata dan
diorganisasikan dengan sangat baik (Berko Gleason, 2005). Organisasi tersebut
melibatkan lima sistem aturan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan
pragmatik.
•
Perubahan-perubahan
dalam paragmatik juga mencirikan perkembangan bahasa anak-anak yang belia ini
(Brayant, 2005). Perkembangan-perkembangan paragmatik yang terjadi selama
tahun-tahun prasekolah sebagai berikut :
•
Pada usia 3 tahun,
anak-anak mengembangkan kemampuan untuk berbicara tentang hal-hal yang secara
fisik tidak ada, mereka mengembangkan penguasaan mereka atas aspek bahasa, yang
dikenal sebagai pemindahan (displacement), dan menghidupkan imajinasi mereka.
•
Anak-anak usia 4-5
tahun mengembangkan kepekaan besar terhadap kebutuhan orang lain dalam
percakapan dengan mengubah pola percakapan mereka sesuai situasi. Mereka
mebedakan cara berbicara antara dengan teman sebaya dan dengan orang yang lebih
dewasa, dengan menggunakan bahasa formal dan lebih sopan.
•
Suatu ringkasan
tentang tonggak sejarah perkembangan dalam bahasa diklasifikasikan oleh Roger
Browm (1973) sebagai berikut :
•
Tahap usia 35-40 bulan
atau sekitar 3-4 tahun memiliki karakteristik yang mana anak mampu untuk
meletakkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, seperti “Ini mobil yang
ibu beli untukku”.
•
Tahap usia 41-46 bulan
atau sekitar 4-5 tahun, jumlah rata-rata per kalimat adalah 3,75-4,50 dan sudah
mampu mengoordinasikan antara kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan
proporsional, seperti “Jerry dan Cindy itu saudara”.
SOCIAL DAN MORAL
•
Perkembangan dalam
aspek moral adalah perubahan-perubahan yang dialami seseorang menuju tingkat
kedewasaan yang berlangsung yang menyangkut pertambahan pengetahuan seorang
anak mengenai baik dan buruk. Perkembangan moral seseorang berkaitan erat
dengan perkembangan sosial anak.
•
Robert J. Havighurst
telah membagi tahap perkembangan moral seseorang kedalam empat tahap, tahap
perkembangan moral yang terjadi pada usia pra sekolah yaitu anak belum dapat
menafsirkan hal-hal yang tersirat dari sebuah perbuatan, antara perbuatan
disengaja atau tidak, anak belum mengetahui, yang ia nilai hanyalah
kenyataannya.
•
Namun demikian,
sebagian ahli berpendapat bahwa masalah moral akan muncul manakalaterjadi suatu
pertentangan ataupun konflik mengenai persoalan tujuan, rencana, hasrat,
keinginan, serta harapan manusia.
•
Ketika anak-anak
berhadapan dengan pertentangan yang dikemukakan diatas, proses yang mereka
lakukan dalam menyelesaikan masalah permasalahan moral dapay untuk memotivasi
agar memeperhatikan kepentingan orang lain dan kecendrungan untuk merasa tidak
senang manakala mereka tidak memperhatikan kepentingan orang lain.
EMOSIONAL
•
Emosi merupakan
perasaan yang merupakan perpaduan gejolak fisiologis dan perilaku yang terlibat
didalamnya. Kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan adalah diantara jenis bagian
yang melingkupi emosi ini. Oleh karena itu, semua hal yang bersumber pada emosi
harus diperhatikan karena jika tidak bisa melahirkan masalah besar.
•
Pada awal
pertumbuhannya, seorang anak belum memiliki reaksi emosional terhadap objek
yang bersifat abstrak, seperti mencintai keindahan, kejujuran, kebenaran,
etika, dan estetika sebagaimana yang dimiliki oleh orang dewasa.
•
Anak usia pra sekolah
pun akan memiliki bahasa tubuh yang khas dalam merefleksikan emosinya bila
sedang marah, sedih, atau bahagia. Meski demikian kondisi tiap-tiap anak
berbeda satu sama lain.
•
Menurut Dadang Hawari
perbedaan emosi antar anak satu dengan yang lain dipengaruhi sikap, cara, dan
kepribadian orang tua dalam memelihara, mengasuh, dan mendidik anaknya. Dalam
paradigma yang lain ada factor lain diluar anak yang mempengaruhi perbedaan
tersebut, salah satu yang mendasar adalah lingkungan dimana anak itu tinggal.
Daftar Kuesioner KPAP
No
|
Perilaku Anak
|
Tidak terdapat
|
Kadang2 Terdapat
|
Sering Terdapat
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
|
Tidak bias duduk diam, lari-lari atau
loncat-loncat
Tidak bias tenang , gugup atau gelisah
Merusak barang ( milik sendiri atau orang lain
)
Berkelahi dengan anak lain
Tidak disukai anak lain ( dijauhi anak lain )
Khawatir mengenai banyak hal
Lebih suka bekerja atau main sendiri
Mudah tersinggung dan cepat marah
Tampak murung, sedih dan tertekan
Terdapat gerakan-gerakan yang tak terkendali
(tik) pada wajah dan badan
Menggigit kuku atau jari
Tidak menurut ketika disuruh
Sukar memusatkan perhatian dan konsentrasi
Takut menghadapi situasi atau barang baru
Rewel atau banyak menuntut
Berbohong
Ngompol atau berak di celana
Suka mengganggu anak lain
Tak ada perhatian pada lingkungan
Suka mengganggu anak lain
Tak ada perhatian pada lingkungan
Tidak mau meminjamkan/memberikan mainan kepada
anak lain
Mudah menangis (cengeng)
Menyalahkan orang lain
Mudah putus asa
Tidak memperhatikan kepentingan orang lain
Terdapat gangguan perilaku seksual
Suka menyakiti anak lain
Suka melamun
Orang tua menganggap anak mengalami perilaku
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar