ASKEB II
PENDAMPING SELAMA PROSES PERSALINAN

Disusun Oleh:
Tiya Arisma/2010.1216
AKADEMI
KEBIDANAN SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH
SEPANJANG - SIDOARJO
2011/2012
PENDAMPING
SELAMA PROSES PERSALINAN
A. PENDAHULUAN
Latar
belakang
Asuhan sayang ibu merupakan asuhan dengan
prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang
paling mudah untuk membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada
diri kita sendiri,”Seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?”atau “Apakah
asuhan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?” (DepKes
RI, 2004).
Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima,
mereka akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik (Enkin,et al,
2000). Antara lain juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi
jumlah persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vacum, cunam dan seksio
cesarea. Persalinan juga akan berlangsung lebih cepat. (Enkin, et al, 2000).
Dukungan dalam persalinan seperti pujian,
penentraman hati, tidakkan untuk meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik,
penjelesan tentang yang terjadi selama persalinan dan kelahiran serta sikap
ramah yang konstan. Tugas-tugas tersebut dapat dipenuhi oleh bidan. Namun, pada
praktiknya bidan juga harus melakukan prosedur medis yang dapat mengalihkan
perhatian mereka dari ibu. (Nike Badhi Subeki, SKp, 2003). Dalam hal ini,
seorang wanita yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia percayai dan
membuatnya merasa nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangannya, sahabatnya
atau anggota keluarganya.
Di negara maju, wanita yang bersalin sering
merasa terisolasi di dalam ruangan bersalin di RS besar yang dikelilingi oleh
peralatan teknis serta tanpa dukungan dari pasangan atau anggota keluarganya.
(Nike Badhi Subeki, SKp, 2003). Di negara berkembang, beberapa RS besar terlalu
dipadati oleh persalinan resiko rendah sehingga dukungan personal dan privasi
tidak dapat diberikan. Di Indonesia, tidak semua RS mengizinkan suami atau anggota
keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin. Hampir seluruh persalinan
berlangsung tanpa didamping oleh suami atau anggota keluarga lainnya.
Pendamping persalinan hanya dapat dihadirkan
jika ibu bersalin di beberapa RS swasta, rumah dokter praktik swasta atau bidan
praktik swasta. Dalam hal ini ibu bebas memilih siapa saja yang ia inginkan.
B. PEMBAHASAN
Pendampingan
Pendampingan adalah perbuatan mendampingi,
menemani dan menyertai dalam suka dan duka (Depdiknas, 2001). Keluarga adalah
dua individu atau lebih yang tergabung menjadi satu hubungan darah, hubungan
perkawinan, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi serta
mempertahankan kebudayaan (Effendy, 1998).
Dukungan pendampingan persalinan
Menurut Marshall (2000) menyebutkan bahwa
dukungan pada persalinan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Dukungan fisik adalah dukungan lansung berupa pertolongan lansung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
- Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.
Persalinan adalah saat menegangkan dan
menggugah emosi bagi ibu dan keluarga. Persalinan menjadii saat yang
menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, karena itu pastikan bahwa setiap ibu
mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Asuhan ibu yang
dimaksud berupa dukungan emosional dari suami dan anggota keluarga lain untuk
berada di samping ibu selama proses persalinan dan kelahiran.
Suami dianjurkan untuk melakukan peran aktif
dalam mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin untuk
kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara
untuk menemaninya (Depkes RI,2002).
Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi efek pada sistem limbic ibu
yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel neuronnya
mensekresi hormon oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraktilitas
uterus pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Guyton, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping
persalinan
Menurut Hamilton (1995) faktor-faktor yang
mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain sosial, ekonomi, budaya,
lingkungan, pengetahuan, umur dan pendidikan.
Suami sebagai pendamping persalinan
Menurut Lutfiatus Sholihah (2004) selama
masa kehamilan, suami juga sudah harus diajak menyiapkan diri menyambut
kedatangan sikecil, karena tidak semua suami siap mental untuk menunggui
istrinya yang sedang kesakitan. Adakalanya mereka malah panik. Jadi persiapkan
dari sekarang, ajak suami membaca buku tentang proses persalinan.
Menurut Dr. Ruth (2002) suami sebagai
pendamping persalinan dapat melakukan hal sebagai berikut :
- Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya diberitahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada dokter.
- Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, dengan menggunakan ujung jari merupakan pijatan yang disarankan
- Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen atau potongan es untuk istri atau memanggilkan perawat atau dokter jika istri membutuhkan bantuan.
- Memegang istri saat mengedan agar istri memiliki pegangan saat mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan cara yang paling efektif.
Bila suami tidak bersedia mendampingi saat
proses persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega
melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini bisa
berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses
persalinan akan sangat penting dalam membantu istri terutama jika suami tahu
banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering
mengeluhkan betapa tertekannya mereka kerena sama sekali tidak tahu apa yang
harus dikerjakan untuk menolona istrinya. (Lutfiatus Sholihah, 2004:35).
Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa
mendampingi selama proses persalinan seperti :
- Suami tidak siap mental.
Umumnya, suami tidak tega,
lekas panik, saat melihat istri kesakitan atau tidak tahan bila harus malihat
darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang
tepat menjadi pendamping diruang bersalin.
- Tidak diizinkan pihak RS.
Beberapa RS tidak
mengizinkan kehadiran pendamping selain petugas medis bagi ibu yang menjalani
proses persalinan, baik normal maupun cesar. Beberapa alasan yang diajukan
adalah kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang
tengah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang
operasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar.
- Suami sedang dinas
Apabila suami sedang dinas
ke tempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri
bersalin tentu istri harus memahami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami masih
ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen persalinan pun
dapat difilmkan dalam kamera video, sehingga saat kembali dari dians suami
dapat melihat kelahiran buah hatinya.
Namun bagi suami yang siap mental mendapingi
istrinya selama proses persalinan dapat memberikan manfaat seperti :
1. Memberi rasa tenang dan penguat psikis
pada istri
Suami adalah orang terdekat
yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan.
Ditengah kondisi yang tidak nyaman, istri memerlukan pegangan, dukungan dan
semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
- Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan berada disamping
istri, suami siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri.
- Kedekatan emosi suami-istri bertambah
Suami akan melihat sendiri
perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya
semakin sayang kepada istrinya
- Menumbuhkan naluri kebapakan
- Suami akan lebih menghargai istri
Melihat pengorbanan istri
saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya dan menjaga perilakunya.
Karena dia akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
Pendamping lainnya dalam persalinan
Menurut Mary Nolan (2004) beberapa ibu
memilih pasangan dan ibunya sendiri untuk menjadi pendamping persalinannya. Ada
sebuah penelitian yang sangat baik yang menunjukkan bahwa pendukung wanita
efektif dalam meningkatkan hasil persalinan dan membantu calon ibu merasa
percaya diri dalm melaksakan tanggungjawab pengasuhan terhadap bayinya.
Meskipun demikian, jika seorang calon ibu
memilih pendamping wanita, umumnya mereka adalah anggota keluarganya atau
sahabatnya. Sebuah pilihan yang jelas bagi calon ibu adalah ibunya sendiri.
C. PENUTUP
KESIMPULAN
Selama masa kehamilan, suami juga sudah
harus diajak menyiapkan diri menyambut kedatangan sikecil, karena tidak semua
suami siap mental untuk menunggui istrinya yang sedang kesakitan. Adakalanya
mereka malah panik. Jadi persiapkan dari sekarang, ajak suami membaca buku
tentang proses persalinan.
Bila suami tidak bersedia mendampingi saat
proses persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega
melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini bisa
berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses
persalinan akan sangat penting dalam membantu istri terutama jika suami tahu
banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering
mengeluhkan betapa tertekannya mereka kerena sama sekali tidak tahu apa yang
harus dikerjakan untuk menolona istrinya.
Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa
mendampingi selama proses persalinan seperti suami tidak siap mental, tidak
diizinkan pihak RS atau suami sedang dinas. Pada kondisi ini ibu dapat memilih
ibunya sendiri untuk menjadi pendamping persalinannya. Ada
sebuah penelitian yang sangat baik yang menunjukkan bahwa pendukung wanita
efektif dalam meningkatkan hasil persalinan dan membantu calon ibu merasa
percaya diri dalm melaksakan tanggungjawab pengasuhan terhadap bayinya.
SARAN
• Selama proses persalinan sebaiknya seorang
ibu didampingi oleh suami atau seseorang yang yang dipercayainya.
• Sebaiknya RS yang tidak mengizinkan
pendamping berada selama proses persalinan membuat kebijakan tentang hal ini
• Mengingat besarnya manfaat seorang
pendamping selama proses persalinan sebaiknya sebelum persalinan ibu sudah
memutuskan siapa yang akan mendampinginya nanti selam persalinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Varney, helen, dkk, 2002. Buku Saku Bidan. Jakarta.EGC
Depkes RI,
2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.
Depkes RI.
www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar