ASKEB PATHOLOGI PERSALINAN
Asuhan Kebidanan dengan
INVERSIO UTERI

Disusun Oleh:
TIYA
ARISMA (2010.1216)
AKADEMI
KEBIDANAN SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH
SEPANJANG – SIDOARJO
Jl. Raya rame Pilang No.04 Wonoayu Sidoarjo
2011 – 2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Segala
puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT. Tuhan Seru Sekalian Alam.
Kepada-Nya saya memohon dan kepada-Nya kami meminta pertolongan dan
Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “INVERSIO
UTERI” tepat pada waktunya.
Pada
kesempatan ini saya ingin mengucapkan bayak terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada Ibu Djauharoh, SST selaku dosen mata kuliah pathologi persalinan
yang telah membimbing dan menuntun kami dengan penuh kesabaran, ketabahan dan
seikhlsan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan, namun skami sudah berupaya untuk menampilkan yang
terbaik. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan pembuatan makalah.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
bagi kita semua yang membacanya, AMIN……..!!!!!!!!!!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sidoarjo, Mei 2012
Penyusun
LANDASAN
TEORI “INVERSIO UTERI”
PENDAHULUAN
Di
negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal merupakan masalah
besar namun sejumlah kematian yang cukup besar tidak dilaporkan dan tidak
tercatat dalam statistik resmi. Tingkat kematian maternal di negara-negara maju
berkisar antara 5 – 10 per 100.000 kelahiran penduduk, sedangkan di Indonesia
diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup .
Penyebab
kematian maternal cukup kompleks, salah satunya adalah terjadinya perdarahan
post partum . Perdarahan post partum adalah sebab penting kematian ibu, ¼ dari
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan post partum, plasenta
previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri)
disebabkan oleh perdarahan post partum. Yang termasuk etiologi perdarahan post
partum adalah atonia uteri, retensio plasenta, trauma jalan lahir, inversio uteri,
ruptur uteri dan gangguan sistem pembekuan darah.
Inversio
uteri merupakan suatu keadaan kegawatdaruratan obstetrik yang jarang terjadi (1
per 2000 – 12.000 kelahiran), namun umumnya kelainan tersebut menyebabkan
keadaan gawat dengan angka kematian yang tinggi (15 – 70%), biasanya yang
terjadi adalah syok yang berat.
PEMBAHASAN
1.
DEFINISI
- Inversio Uteri adalah keadaan dimana fundus uteri masuk ke dalam kavum uteri, dapat secara mendadak atau terjadi perlahan. (Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan,Prof.dr.Ida Bagus M,SpOG)
- Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri. (Obstetri Fisiologi & Obstetri Patologi,dr. Delfi Lutan Sp.OG)
- Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus uteri ) memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri, bahkan ke dalam vagina atau keluar vagina dengan dinding endometriumnya sebelah luar.(Ilmu Kandungan,Sarwono Prawiroharjo)
- Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana badan rahim berbalik, menonjol melalui serviks (leher rahim) ke dalam atau ke luar vagina. (Obstetri Patologi ,UNPAD
- Inversio uteri merupakan keadaan dimana bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri. Peristiwa ini jarang sekali ditemukan, terjadi tiba-tiba dalam kala III/ segera setelah plasenta keluar.(Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Sarwono Prawiroharjo)
- Presentasi
Inversi
uterus mungkin hadir :
•
Akut - dalam waktu 24 jam setelah melahirkan
•
Subacutely - lebih dari 24 jam dan sampai 30 hari postpartum
•
Kronis - lebih dari 30 hari setelah melahirkan
2. KLASIFIKASI
Inversio uteri
dibagi atas :
1. Inversio uteri ringan
Fundus
uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang rongga
rahim.
2. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina.
(Ilmu Kebidanan
Penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan,Prof.dr.Ida Bagus M,SpOG)

Ada pula beberapa
pendapat membagi inversio uteri menjadi
1. Inversio inkomplit
Yaitu
jika hanya fundus uteri menekuk ke dalam dan tidak keluar ostium uteri atau
serviks uteri
2. Inversio komplit
Seluruh
uterus terbalik keluar, menonjol keluar serviks uteri.
3. Inversio local
Fundus uteri menonjol sedikit ke dalam cavum
uteri
4. Inversio parsial
Tonjolan fundus uteri terbatas hanya pada
cavum uteri
5. Inversio total
Tonjolan
telah mencapai vagina atau keluar vagina
(Ilmu
Kandungan,Sarwono Prawiroharjo)

Gambar 1
Reposisi Inversio Uteri
(a)
Inversio uteri berat/ komplit. (b) Reposisi uterus
melalui servik. (c) Restitusi uterus
3. PATOFISIOLOGI
Uterus
dikatakan mengalami inversi jika bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta.
Reposisi sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya waktu, lingkaran
konstriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi
darah. Dengan adanya persalinan yang sulit, menyebabkan kelemahan pada
ligamentum-ligamentum, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia dasar panggul
karena peningkatan tekanan intra abdominaldan faktor usia. Karena serviks
terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan menjadi ulkus dekubiltus
(borok). Dapat menjadi SISTOKEL karena kendornya fasia dinding depan vagina
(mis : trauma obstetrik) sehingga kandung kemih terdorong ke belakang dan
dinding depan vagian terdorong kebelakang. Dapat terjadi URETROKEL, karena
uretra ikut dalam penurunan tersebut. Dapat terjadi REKTOKEL, karena kelemahan
fasia di dinding belakang vagina, oleh karena trauma obstetri atau lainnya,
sehingga rektum turun ke depan dan menyebabkan dinding vagina atas belakang
menonjol ke depan. Dapat terjadi ENTEROKEL, karena suatu hemia dari kavum
dauglasi yang isinya usus halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang menonjol
ke depan. Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel disebut prolaps
vagina. Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina
dapat berdiri sendiri.
Inversio
uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem.
Inversio Uteri terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem
berupa terbaliknya terus sehingga bagian dalam fundus uteri keluar melalui
servik dan berada diluar seluruhnya ke dalam kavum uteri. Oleh karena servik
mendapatkan pasokan darah yang sangat banyak maka inversio uteri yang total
dapat menyebabkan renjatan vasovagal dan memicu terjadinya perdarahan pasca
persalinan yang masif akibat atonia uteri yang menyertainya. Inversio Uteri
dapat terjadi pada kasus pertolongan persalinan kala III aktif. khususnya bila
dilakukan tarikan talipusat terkendali pada saat masih belum ada kontraksi
uterus dan keadaan ini termasuk klasifikasi tindakan iatrogenic.

Gambar
2. Akibat traksi talipusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus
uteri dan dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar kontraksi uterus akan
menyebabkan inversio uteri
4. ETIOLOGI
Faktor yang
memudahkan terjadinya inversion uteri adalah:
- Uterus yang lembek
- Lemah
- Tipis dindingnya.
- Adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah
Penyebab inversio
uteri adalah:
Secara spontan:
»
grandemultipara
»
atonia uteri
»
kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah, kanalis servikalis
yang longgar)
»
tekanan intra abdominal yang tinggi (misalnya mengejan dan batuk) ,
Karena
tindakan:
» perasat Crede yang berlebihan
» tarikan tali pusat
» manual plasenta yang dipaksakan, apalagi
bila ada perlekatan plasenta pada
dinding rahim.
» atau Karna tindakan atraksi pada tali pusat yang
berlebihan yang belum lepas dari dinding rahim.
Berbagai faktor etiologi telah dikaitkan dengan inversi uterus, walaupun
mungkin tidak ada penyebab yang jelas. Di identifikasi faktor etiologi
meliputi:
Tali
pusat yang pendek
Traksi
yang berlebihan pada tali pusat
Tekanan pada
fundus yang berlebihan
Sisa
plasenta dan abnormal perlekatan plasenta (inkreta, perkreta, akreta)
Menarik
terlalu keras pada tali pusar untuk mempercepat pelepasan plasenta, terutama
jika plasenta melekat pada fundus.
Endometritis kronis
Kelahiran
setelah sebelumnya operasi caesar
Cepat
atau tenaga His yang panjang
Sebelumnya rahim inversi
Obat
tertentu seperti magnesium sulfat (sebagai relaksan otot selama persalinan)
Unicornuate rahim
Kelainan
bawaan atau kelemahan rahim.
4. GEJALA KLINIS
Gejala-gejala
inversio uteri pada permulaan tidak selalu jelas yang dijumpai pada kala III
persalinan atau post partum. Akan tetapi, apabila kelainan itu sejak awalnya
timbul dengan cepat maka :
- rasa nyeri yang hebat dan dapat menimbulkan syok. Rasa nyeri yang hebat tersebut disebabkan karena fundus uteri menarik adneksa serta ligamentum infundibulopelvikum dan ligamentum rotundum kanan dan kiri ke dalam terowongan inversio sehingga terjadi tarikan yang kuat pada peritoneum parietal.
- Perdarahan yang banyak akibat dari plasenta yang masih melekat pada uterus, hal ini dapat juga berakibat syok .
» Pemeriksaan luar
pada palpasi abdomen
fundus
uteri sama sekali tidak teraba atau teraba lekukan pada fundus seperti kawah.
Kadang-kadang tampak seperti sebuah tumor yang merah di luar vulva, hal ini
ialah fundus uteri yang terbalik.
» Pada pemeriksaan
dalam
- bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam
- bila sudah komplit, di atas simfisis teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak; atau kavum uteri sudah tidak ada (terbalik) .
6. DIAGNOSA
Penegakan
diagnosis sangat penting dan mungkin menyelamatkan nyawa ibu. Diagnosis tidak
sukar dibuat jika mengetahui kemungkinan terjadinya inversio uteri. Pada
penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat
yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai, pemeriksaan dalam
dapat menunjukkan tumor yang lunak di atas serviks uteri atau dalam vagina,
sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat.
Diagnose
juga bisa ditegakkan apabila pemeriksa menemukan beberapa tanda inversi uterus
yang mencakup:
·
Uterus menonjol dari vagina.
·
Fundus tidak tampaknya berada dalam posisi yang tepat ketika dokter palpasi
(meraba) perut ibu.
·
Adanya perdarahan yang tidak normal dan perdarahannya banyak bergumpal.
·
Tekanan darah ibu menurun (hipotensi).
·
Ibu menunjukkan tanda-tanda syok (kehilangan darah) dan kesakitan
·
Di vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa plasenta yang masih
melekat.
·
Bila baru terjadi maka, maka prognosis cukup baik akan tetapi bila kejadian
cukup lama maka jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus mengalami
iskemia, nekrosis, dan infeksi.
·
Pemeriksaan penunjang (seperti USG atau MRI) dapat digunakan dalam beberapa
kasus untuk memperkuat diagnosis.
7. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan :
hati-hati dalam memimpin persalinan, jangan terlalu mendorong
rahim atau melakukan perasat Crede
berulang-ulang dan hati-hatilah dalam
menarik tali pusat serta melakukan
pengeluaran plasenta dengan tajam.
2. Bila telah terjadi maka terapinya :
90% kasus inversio uteri disertai dengan
perdarahan yang masif dan “life-threatening”.
• Bila
terjadi syok atau perdarahan, gejala ini diatasi dulu dengan infus intravena
cairan elektrolit dan tranfusi darah.
• Untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya renjatan vasovagal dan perdarahan maka harus
segera dilakukan tindakan reposisi secepat mungkin.
• Segera lakukan tindakan resusitasi.
• Bila
plasenta masih melekat, jangan dilepas oleh karena tindakan ini akan memicu
perdarahan hebat .
• Lakukan
tindakan resusitasi dengan cara : Tangan seluruhnya dimasukkan ke vagina sedang
jari tengah dimasukkan ke dalam cavum uteri melalui serviks uteri yang mungkin
sudah mulai menciut, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tapi terus
menerus kearah atas agak kedepan sampai korpus uteri melewati serviks dan
inversion.
• Salah satu tehnik reposisi lain yaitu dengan
menempatkan jari tangan pada fornix posterior, dorong uterus kembali kedalam
vagina, dorong fundus kearah umbilikus dan memungkinkan ligamentum uterus
menarik uterus kembali ke posisi semula . Rangkaian tindakan ini dapat dilihat
pada gambar 1 diatas.
• Sebagai
tehnik alternatif : dengan menggunakan 3 – 4 jari yang diletakkan pada bagian
tengah fundus dilakukan dorongan kearah umbilikus sampai uterus kembali
keposisi normal.
• Setelah
reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap didalam dan menekan fundus uteri.
Berikan oksitosin atau Suntikkan intravena 0,2 mg ergomitrin kemudian dan jika
dianggap masih perlu, dilakukan tamponade uterovaginal dan setelah terjadi
kontraksi, tangan dalam boleh dikeluarkan perlahan agar inversio uteri tidak
berulang.
• Bila reposisi per vaginam gagal, maka dilakukan
reposisi melalui laparotomi.

·
Setelah reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap
didalam dan menekan fundus uteri. Berikan oksitosin dan setelah terjadi
kontraksi, tangan dalam boleh dikeluarkan perlahan agar inversio uteri tidak
berulang.
PERAWATAN PASCA
TINDAKAN
1. Jika inversi sudah diperbaiki, berikan infus
oksitoksin 20 unit dalam 500 ml IV (Nacl 0,9 % atau Ringer Lactat) 10
tetes/menit :
a.
Jika dicurigai terjadi perdarahan, berikan infus sampai dengan 60 tetes
permenit.
b.
Jika kontraksi uterus kurang baik, berikan ergometrin 0,2 mg atau prestaglandin
2. Berikan
Antibiotika proflaksis dosis tunggal :
a.
Ampisilin 2 gr IV dan metronidazol 500mg IV
b.
Sefazolin 1 gr IV dan metranidazol 500 mg IV
3. Lakukan
perawatan pasca bedah jika dilakukan koreksi kombinasi abdominal vaginal
4. Jika ada tanda infeksi berikan antibiotika
kombinasi sampai pasien bebas demam 48 jam :
a.
Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam
b.
Gestamin 5 mg/kg berat badan IV setiap 24 jam
c. Metranidazol 500mg IV setiap 8 jam
5.
Berikan analgesik jika perlu

8. KOMPLIKASI
Komplikasi meliputi endomyometritis , kerusakan
usus atau pelengkap rahim.
9. PROGNOSIS
Prognosis inversi
uteri di pengaruhi oleh kecepatan penanganan, makin lambat keadaan ini di
ketahui dan di obati makin buruk prognosanya dan jika dikelola dengan benar
maka akan membawa prognosa yang baik pula.
PENUTUP
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Lutan,dr.Delfi.1998.Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi & Obstetri
Patologi. Jakarta : EGC
2.
Saifuddin,Abdul B.2001.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
3.
Manuaba, Prof.dr.Ida Bagus,SpOG.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC
4.
Padjajaran,Universitas.2003.Obstetri Patologi Edisi 2,Jakarta : EGC
5.
Wiknjosastro, H. 2006.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
6.
Wiknjosastro, H.1997..Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
0 komentar:
Posting Komentar