Selasa, 01 Mei 2012

ASKEB BALITA dengan Bronchopneumonia


ASKEB BALITA
Asuhan Keperawatan Anak dengan BRONCHOPNEUMONIA



Disusun Oleh:

·        Erna Maya D   (2010.1086)
·        Etik Yusilowati (2010.1087)
·        Tiya Arisma    (2010.1216)
·        Tri aning S     (2010.1217)


AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH
SEPANJANG – SIDOARJO
Jl. Raya rame Pilang No.04  Wonoayu Sidoarjo
2011 – 2012
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA

DEFINISI
  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (Zuh Dahlan. 2006).
  • Menurut Engram (1998) pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya invasi agen infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran trakeobrokialis sehingga flora endogen yang normal berubah menjadi patogen ketika memasuki saluran jalan nafas.
  • Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri; merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Said 2007).

ETIOLOGI
    1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
    2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.
    3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini.
    4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
    5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza.


PATOFISIOLOGI
Proses pneumonia mempengaruhi ventilasi. Setelah agen penyebab mencapai alveoli, reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan ektravasasi cairan serosa ke dalam alveoli. Adanya eksudat tersebut memberikan media bagi pertumbuhan bakteri. Membran kapiler alveoli menjadi tersumbat sehingga menghambat aliran oksigen ke dalam perialveolar kapiler di bagian paru yang terkena dan akhirnya terjadi hipoksemia (Engram 1998).

GAMBARAN KLINIS
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39-40°C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisis, tetapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung, harus dipikirkan kemungkinan pneumonia.

Pada bronkop-neumonia, hasil pemeriksaan tisis tergantung daripada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah nyaring halus atau sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (kontluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi, ronki terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2 – 3 minggu.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan secara pemeriksaan fisis. Pada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan pada satu atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. Foto Rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelektasis, abses paru, pneumatokel, pneumotoraks, pneumomediastinum atau perikarditis.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000/mm3 dengan pergesaran ke kiri. Kuman penyebab dapat dibiak dari usapan tenggorokan dan 30% dari darah. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit torak hialin.

KOMPLIKASI
Menurut Engram (1998) dan Betz dan Sowden (2002) komplikasi yang sering terjadi menyertai pneumonia adalah abses paru, efusi pleural, empiema, gagal nafas, perikarditis, meningitis, pneumonia interstitial menahun, atelektasis segmental atau lobar kronik, atelektasis persiten, rusaknya jalan nafas, kalsifikasi paru, fibrosis paru, bronkitis obliteratif dan bronkiolitis.

PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAAN
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapi berhubung hal ini tidak selalu dapat dikerjakan dan makan waktu maka dalam praktek diberikan pengobatan polifragmasi. Penisilin diberikan 50.000 U/kgbb/hari dan ditambah dengan kloramfeniko150 – 75 mg/kgbb/hari atau diberikan antibiotika yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama 4- 5 hari

 Anak yang sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian cairan intravena dan oksigen. Jenis cairan yang digunakan ialah campuran glukose 5% danNaC10,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KC110 mEq/500 ml botol infus. Banyaknya cairan yang diperlukan sebaiknya dihitung dengan menggunakan rumus Darrow. Karena temyata sebagian besar penderita jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, dapat diberikan koreksi dengan perhitungan kekurangan basa sebanyak – 5 mEq.

ASUHAN KEPERAWATAN

FOKUS PENGKAJIAN
  1. Identitas : -
Umur : Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar
  1. Tempat tinggal : Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar
  2. Riwayat Masuk
Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
4.   Riwayat Penyakit Dahulu
Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia.
Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita
5.   Riwayat Tumbuh Kembang
Rata-rata pertumbuhan BB pada bayi adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1.      Berat badan ideal anak usia dibawah 1 tahun
ü      Bila BB diketahui BBl :
-         Usia 1-6 bln : BBI = BBL (gr) + usia (bln) x 600 gr
-         Usia 7 -12 bln : BBI = BBL (gr) + usia (bln) x 500 gr
-         Atau usia 6 bulan : 2 x BBL dan usia 12 bulan : 3 x BBL
ü      Bila BBL tidak diketahui :
-         BBI = (usia bln/2) + 3 s/d 4 kg
2.      Tinggi badan anak usia di bawah 1 tahun
ü      Usia 0 – 6 bulan bayi akan mengalami penambahan TB sekitar 2,5 cm setiap bulannya.
ü      Usia 6 – 12 bulan  mengalami penambahan TB hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya.
Perkembangan  :
Motorik halus, motorik kasar, sosialisasi dan bahasa.
Pada anak usia kurang dari 1 tahun, bila ditinjau dari :
-         Psikoseksual masuk fase oral
-         Psikososial masuk fase trust >< mintrust
-         Intelektual yaitu sensori motori

PENGKAJIAN
  1. Sistem Integumen
    1. Subyektif : -
    2. Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan.
  2. Sistem Pulmonal
    1. Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng.
    2. Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru.



  1. Sistem Cardiovaskuler
    1. Subyektif : sakit kepala
    2. Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun
  2. Sistem Neurosensori
    1. Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang.
    2. Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi.
  3. Sistem Musculoskeletal
    1. Subyektif : lemah, cepat lelah
    2. Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan.
  4. Sistem genitourinaria
a. Subyektif : -
b. Obyektif : produksi urine menurun/normal.
7.   Sistem digestif
a. Subyektif : mual, kadang muntah.
c. Obyektif : konsistensi feses normal/diare
8.   Studi Laboratorik
a. Hb : menurun/normal.
b. Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal.
c. Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal

ANALISIS DATA

DATA
KEMUNGKINAN PENYEBAB
MASALAH
- Stridor, ronchi/wheezing
- Batuk tdk efektif
- Produksi mucus ­
- Pernap cuping hidung
- Pengg alat Bantu napas
- Pilek, hidung tersumbat
- Respirasi ­


- Malaise, gelisah
- Dispnea, sesak


- Gelisah, dispnea
- suhu tubuh ­
- sentuhan pd permukaan   kulit teraba panas
- pernapasan ­
- tidak dapat minum
-         Prod mucus kental
-         Ketidak efektifan batuk
-         Proses radang pada paru





       
-         Kelelahan



-         demam
-         Masukan in adekuat
- Ketidak efektifan    bersihan jalan nafas
- Gangguan pertukaran gas





-         Iintoleransi aktifitas


-         Resti kekurangan volume cairan


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveoli-kapiler.
2.      Bersihan napas inefektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
3.      Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
4.      Kecemasan berhubungan dengan dyspnea dan hospitalisasi.
5.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
6.      Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan sekret pernapasan).
7.       Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, hiperventilasi, muntah).
8.      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan inadekuatnya masukan nutrisi.
9.      Kurang pengetahuan dari orang tua mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurangnya informasi.

TUJUAN
1.      Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
2.      Menunjukan prilaku mencapai bersihan jalan napas efektif dan Menunjukkan jalan napas pasien dengan bunyi napas bersih.
3.      Menyatakan nyeri hilang terkontrol, Anak tidak cerewet dan gelisah, Menunjukan rileks, istirahat/tidur.
4.      Kecemasan menurun yang ditandai dengan anak tidak labil, meningkatnya istirahat, TTV dalam batas normal, dan postur tubuh dalam keadaan relaks.
5.      Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, TTV dalam rentang normal.
6.      Tidak terjadi infeksi yang lebih lanjut
7.      Tidak terjadi kekurangan volume cairan ditandai dengan membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat dan TTV stabil.
8.      Tidak terjadi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan tidak peningkatan napsu makan, tidak terjadi penurunan berat badan.
9.      Orang tua menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit, dan pengobatan


RENCANA TINDAKAN
Diagnosa Keperawatan 1
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveoli-kapiler sekunder terhadap inflamasi pada intertisial alveolar.
a.       Kriteria Hasil :
§   Meunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan :
§   TTV dalam batas normal
·        RR : 19-30 x/mnt
·        N : 100-140 x/mnt
·        S : 36-37,5 oC
b.      Rencana Tindakan :
§   Kaji frekuensi dan kedalaman pernapasan
§   Berikan posisi semi fowler pada anak sesuai indikasi
§   Observasi nadi oksimetri dan ABGs
§   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Oksigen
§   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic seperti ampicilin,    penicillin, eritromisin, sefalosforin, dst. Sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan 2
2. Bersihan napas inefektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
a.       Kriteria Hasil :
·        TTV dalam batas normal :
o       RR : 19-30 x/mnt
o       N : 100-140 x/mnt
o       S : 36-37,5 oC
·        Menunjukan prilaku mencapai bersihan jalan napas efektif
·        Menunjukkan jalan napas pasien dengna bunyi napas bersih.
b.      Rencana Tindakan :
·        Auskultasi area paru
·        Kaji seri sinar X dada, nadi oksimetri.
·        Bantu dan ajarkan orang tua untuk melatih anaknya latihan batuk efektif sesuai indikasi
·        Berikan dan ajarkan orang tua untuk memberikan posisi postural drainage pada anak/pasien sesuai indikasi.
·        Berikan cairan sedikitnya 2.500 ml/hari. Tawarkan air hangat dari pada air dingin.
·        Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi, seperti ekspektoran, bronchodilator.

Diagnosa Keperawatan 3
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
a.   Kriteria Hasil :
·        Menyatakan nyeri hilang terkontrol, Nyeri dalam skala 0
·        TTV dalam batas normal :
a.       RR : 19-30  x/mnt
b.      N : 100-140 x mnt
c.       S : 36-37,5 oC
·        Menunjukan rileks, istirahat/tidur.
·        Anak tidak cerewet dan gelisah
b.      Rencana Tindakan :
·        Kaji karakteristik nyeri
·        Observasi TTV
·        Berikan tindakan nyaman pada si anak seperti mengusap-usap badannya, mendongeng,dll.
·        Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik dan antitusif sesuai indikasi

Diagnosa Keperawatan 4
  1. Kecemasan berhubungan dengan dyspnea dan hopitalisasi
a.       Kriteria Hasil :
§         Kecemasan menurun yang ditandai dengan anak tidak labil, meningkatnya istirahat
§         dan postur tubuh dalam keadaan relaks.
b.      Rencana Tindakan :
·        Jelaskan pada orang tua semua prosuder yang akan dilaksanakan dengan bahasa yang mudah dimengerti
·        Anjurkan orang tua untuk menemani anak
·        Berikan permaianan bagi anak yang sesuai dengan keadaannya.

Diagnosa Keperawatan 5
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
a.       Kriteria Hasil :
§         Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea,
b.      Rencana Tindakan :
·        Evaluasi respon si pasien/si anak terhadap aktivitas.
·        Berikan lingkungan yang tenang
·        Jelaskan pada ortu dari pentingnya istirahat si anak
·        Bantu anak/pasien dalam aktivitas perawatan diri.

Diagnosa Keperawatan 6
 6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan sekret pernapasan).
a.       Kriteria Hasil :
§         Tidak terjadi infeksi yang lebih lanjut


§         TTV dalam batas normal :
a.       RR : 19-30 x/mnt
b.      N : 100-140 x/mnt
c.       S : 36-37 oC
b.      Rencana Tindakan :
·        Observasi TTV
·        Dorong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat
·        Kaji akan perubahan yang tiba-tiba dari kondisi seperti peningkatan nyeri dada, berulangnya demam, dan perubahan karateristik sputum.
·        Berikan informasi kepada orang tua agar tidak membuang tissue bekas sputum sembarangan, bila orang tua yang merokok ; pada saat merokok jangandekat dengan pasien (anak).

Diagnosa Keperawatan 7
7. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, hiperventilasi, muntah).
a.       Kriteria Hasil  : Tidak terjadi kekurangan volume cairan ditandai dengan :
§         membran mukosa lembab
§         turgor kulit baik
§         pengisian kapiler cepat
b.      Ren
c.       cana Tindakan
·        Kaji turgor kulit
·        Catat laporan mual/muntah
·        Tekankan cairan sedikitnya 2.500 ml/hari
·        Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan IV.
 
Diagnosa Keperawatan 8
8. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan inadekuatnya masukan nutrisi.
a.       Kriteria Hasil : Tidak terjadi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan tidak peningkatan nafsu makan, tidak terjadi penurunan berat badan.
b.      Rencana Tindakan
·        Identifikasi faktor yang dapat menimbulkan mual/muntah
·        Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin
·        Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering
·        evaluasi status nutrisi umum dan ukur berat badan.

Diagnosa Keperawatan 9
 9. Kurang pengetahuan dari orang tua mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan berhubungan kurangnya informasi.
c.       Kriteria Hasil : Orang tua menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit, dan pengobatan
b.      Rencana Tindakan
·        Berikan informasi mengenai penyakit, lamanya penyembuhan, pencegahan dan perawatan dirumah dalam bentuk tulisan dan verbal.
·        Berikan penjelasan akan perntingnya pemberian terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.
·        Tekankan pentingnya melanjutkan evaluasi medik dan vaksinasi/imunisasi dengan tepat, seperti vaksin polisakarida yaitu; vaksin H.influenza B dan vaksin influenza.

PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

  • Dahlan, zul. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai pemerbit FKUI.
  • DEPKES RI. 2006. Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut, Untuk Penganggulangan Pneumonia Pada Balita.
  • Suriadi, Rita Yuliana. 2006. Asuhan Keperawtan pada Anak. Jakarta : Penebar Swadaya.
  • Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi, edisi 6. Jakarta : EGC
  • www.google.com




















KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ASKEB BALITA
Makalah ini berisikan tentang Asuhan keperawatan anak dengan bronchopneumonia. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang penyakit pada neonatus & balita.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb





      Sidoarjo, Januari 2012


Penyusun







0 komentar:

Posting Komentar